True friendship like health,
new value we realize after we lost him.
A friend is who can listen to a song in your heart
and will sing back when you forgot the temple-temple.
Friends of the hand of God to keep You.
Respect does not always lead to friendship,
but Do not regret to meet with other people ...
but was sorry if he was sorry to see you.
Make friends with people who like to defend the truth.
He is decorated dikala you happy and shields at a time when you hard.
But you will never have a friend,
If you expect someone with no errors.
and fun if you can see the uniqueness
but all men would be bad and boring
if you can not see them
Cerita Indah Anak Siigma
Hati lagi seneng , barusan dapat kabar teman lama yang udah beberapa tahun nggak ketemu. Pas ada telp masuk dari Interlokal, mulanya aku cuekin saja. Biasa, kalau nggak kenal nomornya jarang dech mau angkat telp masuk. Kecuali hatinya lagi baik hehehe…
Kali inipun gitu, sampai 5 kali baru aku angkat. Pikirku koq ini pemanggil nggak jenuh juga… padahal ngga diangkat panggilannya.
“Assalamu’alaikum… “ sapaku penasaran.
“Wa’alaikumsalam…” jawab dari seberang. Deg! suara cowok, siapa nih mana belom pernah denger suaranya lagi.
“Hai nduk, kepiye kabare?” kata si penelphon.
Nduk? Siapa pula yang masih suka memanggil aku dengan panggilan itu? Paling mba Wina aja yang suka panggil begitu. Karena mba Wina sayang sama aku seperti adiknya sendiri. Dan panggilan itu hanya aku dapatkan dari orang-orang yang dekat denganku. Yang masih memanjakan aku seperti anak kecil. Itupun bisa dihitung dengan jari selain Ayah, Ibu dan semua kakakku.
“Alhamdulillah… kabar baik. Tapi maaf ini siapa yah?” tanyaku penasaran.
“Walah… walah… Hongkong udah bikin kamu melupakan Kakangmu rupanya?”
Kakang? Waduh! Siapa lagi nih.
“Siapa seeehhh… “ ngga sengaja merengek juga. Halah… suer ngga sengaja.
“Wah, lupa beneran to Jeng?”
“Iya” jawabku ngga sabar.
“Aku… kang Pras, inget nggak? Magelang oiii”
“A….. kang Prasetyo?” pekikku kegirangan. Sambil meloncat-loncat seperti dapet lotre hehehe (kata temenku sich)
“Haiyah, ojo kenceng-kenceng aku kaget ini loh”
And than bla bla bla… ngobrol ngalor ngidul. Ternyata Kang Pras di Jepang, kuliah sambil kerja ceritanya. Tinggal bersama satu putra berusia 4 tahun dan satu istrinya (yang ini pasti, Kang Pras anti poligami soalnya hehehe).
Hore… kutemukan sahabat lama, kakak sekaligus saudara angkat yang sudah bagaikan saudara kandung. Hampir 5 tahun tak menjumpainya. Terakhir ketika aku cuti pertama dulu hadir dipernikahan beliau. Meski sudah lama tak ada kontak, ternyata kang Pras masih menganggapku adiknya seperti dulu. Beliau mencari nomor kontakku dari teman-temanku yang ada di Gejayan, Adi Sucipto, Condong Catur sampai Babarsari (semua wilayah Jogja). Dan akhirnya ketemu di Pringgodani, sama Dewi temanku.
Waduh… jadi terharu, malu dan seneng… banget. Harusnya aku yang lebih muda yang mencari kabar beliau. Kang Pras 5 tahun lebih tua dariku. Kenal dan bersahabat sejak di Jogja tercinta. Akhirnya obrolan berakhir ketika pulsa kang Pras habis. Dan lanjut di YM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar